Sekitar Gagasan GUPPI Reborn
04 Mei 2024 18:54
Oleh: Muhamad Murtadlo
Dalam usianya yang ke 74, GUPPI sebentar lagi akan menjalankan muktamar untuk membentuk kepengurusan baru. Ibarat usia orang, angka 74 adalah angka usia yang sudah cukup renta. Secara factual kondisi organisasi GUPPI kebanyakan pengurus adalah generasi yang secara usia sudah di atas 65. Demikian juga, rentang Garapan ormas GUPPI yang luas menunjukkan gejala penurunan gairah yang berpotensi menurunnya misi usaha pembaruan Pendidikan GUPPI. Untuk itu salah satu tagline menjelang muktamar yang akan datang yang belakangan mulai disebut-sebut adalah “GUPPI Reborn” atau GUPPI yang terlahir Kembali. Hal ini dimaksudkan agar ada semangat baru, pendekatan baru dalam mengelola GUPPI ini ke depan. Dan perlu disadari sesungguhnya GUPPI memiliki asset yang besar seperti kepengurusan di berbagai daerah dan mempunyai satuan Pendidikan yang jumlahnya ratusan.
Di samping itu, tantangan dunia Pendidikan belakangan ini mempunyai tantangan yang cukup kompleks seperti Pendidikan di masa disrupsi, Pendidikan era digital, Pendidikan dalam konteks bonus demografi. Keadaan ini menuntut visi layanan Pendidikan yang visioner dan kreatif, agar supaya tidak mati gaya di Tengah banyak tantangan yang harus dihadapi. Sementara kondisi GUPPI dengan kepengurusan yang lebih banyak generasi babyboomer, generasi kelahiran 1945-1965, perlu mengakomodasi generasi X, Y, Z. mengingat sasaran Pendidikan hari ini adalah generasi Z, generasi yang sejak lahir sudah dikenalkan di media digital.
Beberapa Langkah sudah dilakukan kepengurusan GUPPI mengantisipasi tantangan yang kompleks ini misalnya dengan Menyusun blueprint Pendidikan menghadapai perkembangan teknologi Pendidikan, 3 tahun terakhir memasukkan anak-anak muda dalam kepengurusan GUPPI, meningkatkan frekwensi pertemuan melalui diskusi via zoom, mengaktifkan Kembali dengan menunjuk baru atau mengaktifkan orang lama untuk menghidupkan Kembali pengurus wilayah. Demikian juga anak-anak muda yang baru masuk dengan cepat mengusulkan beberapa terobosan untuk menguatkan organisasi GUPPI misalnya untuk meningkatkan layanan satuan Pendidikan dimunculkan divisi khusus Bernama Jaringan Satuan Pendidikan (JSP) GUPPI. Disusul kemudian gagasan untuk membina profesi guru di lingkungan GUPPI dengan membentuk asosiasi profesi Gutu Bernama Persatuan Guru GUPPI (PERGUPPI). Organisasi yang terakhir ini baru dilantik di Tingkat pusat pada bulan Maret 2024.
Beberapa terobosan tersebut tidak lain adalah dalam memaknai tagline “GUPPI Reborn” di atas. Selama satu decade belakang, focus pemajuan organisasi GUPPI mengalami diversifikasi sesuai tantangan masing-masing jenjang atau kelompok orang GUPPI. Pada satuan pendidikannya, satuan Lembaga Pendidikan berkembang mengandalkan pada pengelola satuan Pendidikan masing-masing. Akibatnya, layanan Pendidikan GUPPI tidak merata. Ada yang berhasil menjadi sekolah unggul seperti Madrasah Ummushabri Kendari, dan kebanyakan berjalan apa adanya dan banyak Lembaga Pendidikan yang belum standar.
Demikian juga pada keorganisasian GUPPI, dari tatal jumlah provinsi di Indonesia, hanya ada beberapa pengurus GUPPI wilayah yang aktif. Kebanyakan tidak aktif. Untungnya menjelang muktamar ini, terobosan baru pengurus adalah mencoba mengaktifkan Kembali pengurus-pengurus wilayah dan memberi kesempatan Menyusun kepengurusan baru pada wilayah-wilayah yang tidak aktif. Alhasil, muktamar GUPPI ke 7 yang akan dating akan bisa diikuti oleh lebih banyak pengurus wilayah.
Melihat potensi GUPPI yang terlanjur menjadi organisasi kemasyarakatan, dan konon GUPPI merupakan salah satu dari 10 Ormas Islam pendiri organisasi Majlis Ulama Indonesia (MUI) selain NU, Muhammadiyah, Al Wasliyah, Matlaul Anwar, DMI, PTDI, Syarikat Islam, Perti, Al Ittihadiyah; maka kita tidak bisa mundur ke belakang misalnya GUPPI hanya menjadi kelompok studi saja. Mau tidak mau, GUPPI perlu melihat kemungkinan menjadi organisasi kemasyarakatan yang mengusung konsep selain pembaruan adalah kemandirian.
Ada paling tidak lima potensi yang bisa dimainkan dalam memaknai GUPPI reborn ini. Pertama, potensi GUPPI sebagai ormas dengan didudkung kepengurusan wilayah dan cabang. Kedua, potensi GUPPI yang memiliki jumlah satuan Pendidikan yang jumlahnya ratusan, yang konon pernah mencapai 1200 buah. Ketiga, potensi GUPPI yang memiliki jumlah guru dan tenaga pendidik yang tentunya berjumlah ribuan, dan mereka adalah tenaga inti usaha inovasi Pendidikan. Keempat, potensi GUPPI dengan jumlah aktifis Perempuan yang tentunya juga banyak, dan mereka terlibat tidak saja dalam layanan Pendidikan, organisasi GUPPI, tetapi juga pada Lembaga keluarga masing-masing. Kelima, potensi GUPPI sebagai organisasi pembaharu yang perlu melakukan terobosan lain dalam membangun kemajuan bangsa dalam konteks Pendidikan seperti pemberdayaan Pendidikan nonformal dan informal.
Melihat lima potensi besar tersebut, GUPPI reborn perlu menindaklanjutinya menjadi kekuatan organisasi GUPPI. Dalam rangka menindaklanjuti tersebut stering Committee (SC) muktamar menyiapkan draft yang disebutnya sebagai Garis Besar Haluan (GBH) GUPPI. GBH GUPPI itu mengemas lima potensi itu menjadi lima horizon atau matra perjuangan GUPPI yang terdiri dari 1) GUPPI sebagai mitra strategis usaha pembaruan Pendidikan Islam; 2) GUPPI sebagai Usaha Penguatan Layanan Satuan Pendidikan; 3) GUPPI sebagai Usaha Penguatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan; 4) GUPPI sebagai Usaha Pemberdayaan Perempuan, perlindungan anak/remaja, pendidikan Keluarga; 5) GUPPI sebagai usaha penguatan komunitas/ekosistem pendidikan formal, nonformal dan informal.
Berikut permasalahan dan agenda strategis GUPPI pada masing-masing horizon perjuangan:
- Mitra stategis organisasi kependidikan
Dalam fungsi GUPPI sebagai mitra strategis usaha pembaruan Pendidikan Islam sejak awal memposisikan sebagai penyambung lidah organisasi kependidikan Islam yang lain di depan pemerintah. Posisi itu tentu bisa dimainkan secara maksimal bila posisi tawar politik GUPPI kuat. Ketika GUPPI menjadi tangan kanan partai penguasa GOlkar di masa orde baru, saat itu peran itu bisa dimainkan oleh GUPPI.
Saat ini, posisi tawar GUPPI tidak sekuat dahulu, satu-satunya peluang untuk memainkan peran strategi situ adalah perlunya GUPPI merangkul kelompok intelektual dari berbagai Kementerian dan ormas untuk merumuskan tantangan Pendidikan terkini dan mencarikan jawabannya.
Proses penguatan seperti di atas tentunya diharapkan tidak hanya terjadi di pengurus pusat, tetapi perlu diikuti oleh pengurus GUPPI di wilayah dan daerah. Karena itu, agaenda strategis bidang ini adalah penguatan kepengurusan GUPPI yang melibatkan intelektual, akademis dan praktis Pendidikan secara lintas sectoral.
- Mempertajam Keunggulan Layanan Satuan Pendidikan
Dalam fungsi GUPPI sebagai usaha penguatan layanan satuan pendidikan, Keberadaan Lembaga Pendidikan GUPPI di berbagai wilayah di Indonesia yang banyak tentu butuh divisi khusus dalam organisasi GUPPI dalam mengembangkannya. Standar layanan satuan Pendidikan GUPPI yang tidak sama dan tidak merata diantara Lembaga-lembaga Pendidikan GUPPI merupakan permasalahan paling mencolok.
Agenda strategis GUPPI di bidang ini, idealnya di setiap wilayah kepengurusan GUPPI mempunyai minimal satu Lembaga Pendidikan setiap jenjangnya (SD, SMP, SMA) yang menjadi sekolah unggulan yang diakui Masyarakat.
Keberadaan JSP GUPPI nantinya diharapkan menahkodai usaha GUPPI menuju ke sana.
- Meningkatkan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan
Dalam fungsi GUPPI sebagai Usaha Penguatan Kompetensi Pendidik dan Tenaga Kependidikan, disadari bahwa sebagai SDM Pendidikan dan tenaga kependidikan GUPPI juga merupakan SDM paling inti dan terdepan dalam melakukan usaha inovasi Pendidikan (visi-misi GUPPI) perlu mendapat perhatian serius. Rendahnya kualifikasi dan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan di lingkungan GUPPI akan menjadi factor kegagalan yang utama juga dalam mengemban misi GUPPI. Karena dari contoh yang diberikan oleh ormasnya, Lembaga Pendidikan GUPPI akan dilihat eksistensinya.
Agenda strategis untuk konteks ini, GUPPI perlu mendorong terus menerus agar SDM GUPPI selalu menguatkan kualifikasi dan kompetensi di bidang Pendidikan. Untuk usaha ini, PERGUPPI sebagai Lembaga asosiasi profesi guru perlu didorong dibuka di semua jenjang kepengurusan GUPPI agar supaya intens mendengar permasalahan di lapangan dan aktif mencari jalan keluar.
- Meningkatkan peran serta Perempuan, Anak/remaja dan Lembaga Keluarga dalam Pendidikan.
Dalam fungsi GUPPI sebagai Usaha penguatan Perempuan, perlindungan anak/remaja, pendidikan Keluarga, GUPPI perlu melibat kaum Perempuan dalam memajukan Pendidikan Indonesia. Keberadaan kaum Perempuan yang sering menjadi korban akumulasi dari banyak masalah sosial, demikian juga Nasib ana-anak atau remaja yang salah didik, salah pergaulan atau terjebak dalam gaming internet, serta Lembaga keluarga yang belum optimal dalam menyiapkan generasi masa depan menjadi permasalahan paling utama dari fungsi GUPPI ini.
Agenda strategis yang perlu dilakukan adalah mengoptimalkan peran Wanita GUPPI dalam merespon permasalahan-permasalahan tersebut. Kerjasama lintas sectoral sesama organisasi pemerhati Perempuan, anak dan keluarga sangat diperlukan untuk misi ini.
- Melakukan Langkah-langkah terobosan/alternatif dalam usaha mengedukasi Anak Bangsa.
Dalam fungsi GUPPI sebagai usaha penguatan komunitas/ekosistem pendidikan formal, nonformal dan informal, GUPPI menyadari bahwa dalam melahirkan anak didik yang siapa mengisi dan memaknai zaman tidaklah cukup hanya mengandalkan Pendidikan formal. GUPPI perlu juga melibatkan atau menggagas pendekatan melalui usaha Pendidikan nonformal dan informal.
Agenda strategis yang bisa dimainkan oleh ormas GUPPI di semua wilayah dengan cara merintis rumah-rumah kreasi untuk anak muda. Terobosan ini juga punya nilai strategis bahwa usaha edukasi tidak saja melalui pendirian atau layanan sekolah, tetapi juga dengan bisa dilakukan dengan menghadirkan rumah-rumah kreasi. Rumah kreasi ini diharapkan bisa menjadi rumah kegiatan bagi anak muda dalam mengenal persoalan hidup dan apa yang harus dimampui anak muda sesuai perkembangan zaman terkini. Rumah kreasi ini selain menjadi ruang kreasi, juga dapat menjadi simpul baru bagi warga GUPPI.
Semoga bermanfaat.