GUPPI Segera Kukuhkan Pengurus Baru

GUPPI Segera Kukuhkan Pengurus Baru

16 Juli 2024 09:47

Jakarta – Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam (GUPPI) telah selesai melaksakan Muktamar ke 10 di Jakarta pada 18 – 19 Mei 2024 dan telah memilih Prof. dr. Fasli Jalal Ph. D dan Bahrul Hayat Ph. D sebagai Ketua Umum dan Wakil Ketua Umum yang baru untuk  kepengurusan GUPPI periode 2024 – 2029.

Nama Prof. dr. Fasli Jalal Ph. D dipilih oleh tim formatur yang terdiri dari Prof. dr. Fasli Jalal Ph. D, Bahrul Hayat Ph. D, Dr. Amich Alhumami MA. M. Ed, Drs. Syamsuddin MM dan Drs. Rusydi Zakaria M. Ed.

Setelah Muktamar, Tim Formatur kemudian menyusun kepengurusan baru DPP GUPPI Periode 2024 – 2029 yang pengukuhannya akan dilaksanakan pada hari Ahad, 4 Agustus 2024.

Ketua Panitia Pengukuhan dan Seminar GUPPI, Agus Sholeh, menyatakan bahwa panitia telah menyiapkan waktu dan tempat untuk acara pengukuhan dan seminar nasional.

"Insya Allah Pengurus Baru DPP GUPPI Periode 2024 – 2029 akan dikukuhkan pada hari ahad, 4 Agustus 2024 di kampus Universitas YARSI Cempaka Putih Jakarata Pusat. Setelah acara pengukuhan akan dilanjutkan dengan seminar nasional tentang urgensi gerakan pembaruan pendidikan Islam di Indonesia”, kata Agus Sholeh.

Menurut Agus, saat ini Tim Formatur terus mematangkan Susunan Kepengurusan GUPPI Periode 2024 – 2029.

“Tim Formatur telah menggodok nama-nama yang akan masuk dalam kepengurusan DPP GUPPI dengan memasukkan berbagai unsur dari organisasi masyarakat Islam yang ada karena gerakan pembaruan pendidikan Islam menjadi concern bersama”, tambah Agus.

Dalam pandangan Agus, GUPPI merupakan ormas yang memang dari awalnya memberi perhatian terhadap dunia pendidikan Islam di Indonesia

“GUPPI yang lahir tahun 1950 ini dari awalnya memang focus pada pendidikan Islam, karena prihatin dengan dunia pendidikan Islam. Karena saat itu masih suasana perang, orang tidak terlalu peduli dengan mutu madrasah dan pesantren’, kata Agus.

Di dalam acara pengukuhan ini diharapkan hadir perwakilan ormas-ormas Islam, pimpinan perguruan tinggi Islam, madrasah, pondok pesantren dan sekolah Islam. Ketua Umum Majlis Ulama Indonesia (MUI) dapat hadir dan memberikan sambutan.

“Insya Allah acara pengukuhan ini akan dihadiri sekitar 300 orang. Kita berharap Ketua Umum MUI, KH. Anwar Iskandar, dapat hadir langsung dan memberikan sambutan. Apalagi GUPPI merupakan salah satu pendiri Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1975, bersama 9 ormas Islam lainnya”, jelas Agus Sholeh.

Agus juga berharap agar acara pengukuhan ini juga menjadi momentum baru gerakan pembaruan pendidikan Islam sejalan dengan kebijakan Pemerintah yang telah menggelindingkan Kurikulum Merdeka untuk menyongsong Indonesia Emas 2045.

“Setelah acara pengukuhan ini kita berharap GUPPI dapat memberi masukan kepada Presiden terpilih 2024 dengan Blueprint Peta Jalan Pembaruan Pendidikan Islam dengan melihat model-model best practice yang selama ini sudah dikembangkan oleh ormas-ormas Islam sehingga terlihat jelas peran dan partisipasi dunia pendidikan Islam di Indonesia”, katanya. 

Sementara itu Sekretaris Panitia Pengukuhan dan Seminar Aden Daenuri menambahkan bahwa acara Seminar Nasional akan mengambil tema tentang Urgensi Gerakan Pembaruan Penddikan Islam di Indonesia. Seminar akan menampilkan 4 pembicara sumber, yaitu Bahrul Hayat Ph. D, Dr. Amich Alhumami MA. M. Ed, dr. Adian Husaini. Ph. D dan Prof. Dr. Fahmi Saifuddin Zarkasyi. 

“Pak Bahrul Hayat akan menjadi Keynote Speech dengan menyampaikan paparan dengan tema Tantangan Pendidikan Islam Dalam Menggapai Indonesia Emas 2045. Kemudian dilanjutkan dengan paparan 3 panelis, dengan topik Kebijakan Pemerintah Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan di Indonesia oleh Amich Alhumami; topik Model-model gerakan pembaharuan pendidikan Islam akan oleh Hamid Fahmi Zarkasyi, dan topik Urgensi Pendidikan Islam Dalam Pembentukan Karakter Bangsa dan Umat dipaparkan oleh Adian Husaini”, kata Aden Daenuri.

Menurut Aden, topik-topik itu diangkat untuk mengetahui bgaimana posisi GUPPI kedepan agar bisa memainkan peran yang strategis menjadi motor gerakan pembaruan pendidikan Islam.

“GUPPI ke depan harus membangun “Relasi Strategis” dengan lembaga dan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya. Melalui kemitraan strategis ini GUPPI akan kembali mengambil peran utama dalam mendorong sekolah Islam, madrasah dan pondok pesantren lebih berkualitas,” kata Aden Daernuri, yang sekarang masih aktif di Kementerian Agama.

Menurutnya, GUPPI harus menjadi tempat yang ramah dan nyaman untuk membangun sinergi dalam gerakan pembaruan pendidikan Islam di Indonesia.

“Masih banyak sekolah Islam, madrasah dan pondok pesantren kita yang lemah, baik kualitas maupun kuantitasnya. Karena itu perlu berbagai strategi dan pendekatan bagaimana GUPPI mendampingi mereka sehingga mereka maju bersama. Karena itu di dalam seminar ini kita undang tokoh-tokoh yang berhasil mengelola lembaga pendidikan Islam untuk menjadi role model atau benchmark ”, tambah Aden Daenuri.

Sebagaimana diketahui, GUPPI merupakan organisasi masyarakat Islam yang lahir tanggal 3 Maret 1950 di Sukabumi Jawa Barat dengan nama “Gabungan Usaha Perbaikan Pendidikan Islam” disingkat GUPPI. Saat Orde Baru, GUPPI dekat dengan Partai Golkar, namun dalam perkembangannya, pada Muktamarnya pada penghujung tahun 90-an, GUPPI menjadi organisasi independent dan nama GUPPI kemudian dirubah menjadi “Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam” dengan singkatan tetap GUPPI.

Saat ini GUPPI mengelola langsung ribuan lembaga pendidikan Islam, baik itu sekolah Islam, madrasah, pondok pesantren, madrasah diniyah, majlis taklim dan perguruan tinggi yang tersebar di seluruh Indonesia.

Selain itu banyak juga lembaga pendidikan Islam yang berafiliasi dengan GUPPI sekalipun tidak dengan nama GUPPI. Ini tugas berat dan mulia bagi Pengurus baru DPP GUPPI untuk melakukan gerakan pembaruan dengan aksi nyata. (Tim Media)

Artikel Terkait

Komentar (0)

Komentar tidak ditemukan