Zizi Fauziyah Terpilih Jadi Ketua DPW GUPPI Sumbar

Zizi Fauziyah Terpilih Jadi Ketua DPW GUPPI Sumbar

12 September 2024 09:24

Padang (GUPPI) – Gerakan Usaha Pembaruan Pendidikan Islam (GUPPI) Sumatera Barat punya ketua baru. Ini setelah acara Musyawarah Wilayah yang dilaksanakan di Aula FKUB Kanwil Kementerian Agama Propinsi Sumatera Barat, Rabu, 11/09/2024, dan memilih Zizi Fauziyah menjadi Ketua Umum DPW GUPPI Sumatera Barat periode 2024 – 2029.

Nama Zizi Fauziyah dipilih secara aklamasi oleh peserta Musywil GUPPI Sumbar, termasuk H. Nurdin, Ketua DPW GUPPI Sumatera Barat sebelumnya, yang telah memimpin GUPPI lebih dari 20 tahun.

"Alhamdulillah, hari ini kita selesai melakukan musyawarah, dan sudah memilih Bu Zizi Fauziyah untuk memimpin GUPPI Sumatera Barat ke depan. Dia adalah tokoh pendidikan di Sumatera Barat yang telah membesarkan kembali Perguruan Diniyah Putri Padang Panjang." ungkap H. Nurdin, Rabu (11/9/2024).

Acara Muswil yang dibuka secara online oleh Sekretaris Jenderal DPP GUPPI Ruysdi Zakaria, juga dihadiri oleh Kepala Bidang Pendidikan Madrasah Kanwil Kementerian Agama Sumarera Barat Hendri Pani Dias, mantan Rektor UIN Imam Bonjol Padang Eka Putra Wirman, pejabat di lingkungan Kementerian Agama, kepala dan guru madrasah se Sumatara Barat.

Dalam sambutannya, Rusydi Zakaria mengungkapkan bahwa GUPPI mempunyai posisi yang strategis dimata umat Islam karena merupakan pionir gerakan usaha pembaruan pendidikan Islam sejak tahun 1950. GUPPI adalah salah satu dari 10 ormas Islam yang ikut mendirikan Majlis Ulama Indonesia (MUI) pada tahun 1975.

“GUPPI ke depan akan membangun “Relasi Strategis” dengan semua lembaga dan organisasi kemasyarakatan Islam lainnya dalam peningkatan mutu pendidikan Islam. Melalui strategi kemitraan ini diharapkan GUPPI Sumatera Barat dapat kembali berperan aktif dalam meningkatkan mutu madrasah, pondok pesantren maupun sekolah-sekolah Swasta Islam,” kata Rusydi Zakaria.

Menurutnya, GUPPI saat ini mempunyai 5 matra yang menjadi fokus layanan dalam membangun gerakan usaha pembaruan pendidikan Islam.

“Sesuai dengan hasil Muktamar GUPPI ke 10 yang lalu, GUPPI mempunyai 5 matra yang menjadi fokus layanan, yaitu sebagai organisasi komunikasi dan konsultasi pembaruan pendidikan Islam; sebagai usaha penguatan layanan satuan pendidikan; sebagai usaha penguatan kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan; sebagai usaha pemberdayaan perempuan, perlindungan anak/remaja, pendidikan keluarga;  dan sebagai usaha penguatan komunitas/ekosistem lembaga pendidikan.”, kata Rusydi Zakaria, yang juga punya darah Minang ini.

Menurut Rusydi, perlu dilakukan berbagai upaya untuk menyegarkan kembali spirit GUPPI sebagai penggerak pembaruan pendidikan Islam di Indonesia, khususnya di Sumatera Barat.

“Saya berharap agar para pengurus GUPPI bisa menjaga spirit sebagai penggerak usaha pembaruan pendidikan Islam sehingga langkah-langkah ke depan akan bisa lebih optimal sesuai dengan perkembangan zaman”, tambah Rusydi Zakaria yang juga dosen di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Sementara itu Hendri Pani Dias, Kabid Penmad yang mewakili Kakanwil Kemenag Sumatera Barat, mengatakan bahwa pemerintah sudah memberi perhatian yang memadai terhadap pendidikan Islam, khususnya madrasah dan Ponpes. Hanya saja ini masih membutuhkan perhatian dan pengawasan lebih dari seluruh pihak terkait, termasuk GUPPI Sumbar.

“Pemerintah sudah memberi perhatian yang memadai kepada dunia madrasah dan pondok pesantren. Karena itu kehadiran GUPPI diharapkan bisa ikut memberikan pengawasan dan pendampingan agar hasilnya menjadi lebih baik”, ujar Hendri.  

Ia mengharapkan kedepan GUPPI bisa berkembang dan memperkuat program dan misinya bagi pendidikan Islam. Untuk itu perlu membangun kerjasama nasional dan internasional, termasuk optimalisasi integrasi sains. 

“Saya berharap GUPPI terus berkembang dan membangun kerjasama nasional maupun internasional sehingga wajah pendidikan Islam kita bisa dikenal di dunia internasional”, ungkap Hendri Pani.

Menurut Hendri, pihaknya merasa terpanggil, melihat tantangan yang dihadapi oleh dunia pesantren dan madrasah serta sistem pendidikan nasional kita. Ia berharap madrasah dan pondok pesantren untuk terus menanamkan nilai-nilai adab atau karakter dalam kegiatan pembelajarannya.

“Peran pendidikan Islam adalah bagaimana bisa menanamkan adab atau pendidikan karakter. Karena itu GUPPI harus bertransformasi dan adaptif seiring perkembangan dan kebutuhan zaman.” Kata Hendri yang juga merangkap sebagai Kabid PAKIS.

Profil Zizi Fauziyah

Zizi adalah pimpinan Perguruan Diniyah Puteri Padang Panjang, sebuah lembaga pendidikan khusus perempuan tertua di Indonesia yang didirikan oleh tokoh pembaharu Muslimah asal Minangkabau, Rahmah El Yunusiyyah. Fauziah Fauzan atau biasa dipanggil Zizi, menempuh pendidikan strata satu di Universitas Padjadjaran, Bandung, Fakultas Ekonomi, Jurusan Akuntansi. Kemudian melanjutkan ke jenjang magister di Universitas Indonesia, Jakarta, pada Jurusan Akuntansi dan Sistem Informasi (MAKSI) Konsentrasi Auditing, dan Jurusan Akuntansi dan Sistem Informasi (MAKSI) Konsentrasi Sistem.

Zizi pernah tercatat sebagai pengurus MUI Padang Panjang. Namanya kian populer dan pernah mendapat anugerah sebagai tokoh Pendidikan Islam dari Kementerian Agama RI. Tahun 2007, Ia meraih penghargaan ‘Citra Wanita Pembangunan Indonesia’. Tahun 2010 ia mendapatkan penghargaan sebagai Penulis Nasional dari PPWI Pusat. Tahun 2013 ia memperoleh penghargaan sebagai ‘Top 50 Leader Indonesia 2013’. Ia juga pernah mendapat penghargaan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.  (GUZ)

Artikel Terkait

Komentar (0)

Komentar tidak ditemukan