
SEKOLAH UNGGULAN JANGAN ELITIS
13 Februari 2025 17:22
Jakarta (GUPPI) - Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi atau Kemendiktisaintek akan menyelenggarakan program Sekolah Menengah Atas (SMA) Unggulan di tahun 2025. Sekolah ini akan diberi nama sebagai SMA Unggulan Garuda.
Mendiktisaintek Satryo Soemantri Brodjonegoro mengatakan bahwa pemerintah akan membangun setidaknya 40 SMA Unggulan Garuda yang tersebar di sejumlah propinsi di Indonesia hingga 2029 mendatang. Lulusan pelajar SMA Unggulan Garuda akan diarahkan untuk masuk ke perguruan tinggi kelas dunia.
Rencana Pembangunan SMA Unggulan Garuda telah memicu pro dan kontra di masyarakat, apalagi akan menghabiskan cost yang sangat tinggi di tengah anggaran pendidikan yang makin menipis akibat kebijakan pemotongan anggaran. Keberadaan SMA Unggulan Garuda ini bisa berdampak positif, namun juga bisa negatif. Karena itu pemerintah mesti hati-hati dalam merancang program ini.
Masyarakat akan menilai program ini positif apabila keberadaan SMA unggulan Garuda ini dapat memotivasi SMA/SMK/MA yang lain untuk meningkatkan kualitas belajar dan mengajar dan tidak memerlukan anggaran besar. Sementara implikasi negatifnya, bisa menimbulkan gap di dunia pendidikan karena terkesan terburu-buru dan menghabiskan biaya yang besar. Padahal hasil dunia pendidikan tidak bisa instant.
Dalam pandangan Agus Sholeh, pemerintah bisa saja membangun sekolah-sekolah unggulan untuk menampung anak-anak Indonesia yang cerdas dan hebat, namun ia berharap agar sekolah unggulan itu tidak mengarah elitis dan hanya bisa dijangkau oleh kalangan tertentu.
“Keberadaan Sekolah Unggulan Garuda ini tidak boleh elitis atau di menara gading. Jika sekolah unggulan itu menjadi elitis, jelas tidak sejalan dengan visi dan program Pemerintahan Presiden Prabowo Subianto yang menggaungkan pendidikan bermutu untuk semua. Karena itu sekolah unggulan harus mudah diakses,” kata Agus Sholeh, Sekretaris Bidang Penguatan Layanan Pendidikan (PLP) DPP GUPPI.
Menurut Agus Sholeh, upaya Presiden Prabowo Subianto untuk membangun sekolah unggulan itu perlu dikaji lebih cermat dan komprehensif. Karena sudah banyak sekolah-sekolah unggulan yang muncul dan menjadi dambaan masyarakat namun tidak menjadi sekolah unggulan versi Pemerintah saat ini.
“Kita punya banyak sekolah bagus dan menjadi unggulan, baik sekolah negeri maupun swasta. Namun harus diakui bahwa kondisi umum sekolah kita masih jauh dari standar minimal, bahkan masih jutaan anak-anak di daerah yang belum terjangkau pendidikan yang memadai. Karena itu Pemerintah harus memberi perhatian pada sekolah dan madrasah yang ada saat ini ditingkatkan mutunya dan dinaikkan kesejahteraan gurunya,” terang Agus Sholeh
Agus Sholeh berharap agar Pemerintah benar-benar memikirkan mutu pendidikan dan kemajuan bangsa, dan keberadaan SMA Unggulan Garuda ini tidak hanya sekedar untuk pencitraan.
"Keberadaan sekolah-sekolah unggulan ini bisa menjadi saingan atau ancaman bagi sekolah-sekolah yang lain yang sudah ada. Karena sekolah-sekolah yang selama ini dianggap unggul telah berproses dan membutuhkan waktu yang lama sehingga muncul budaya belajar yang matang," ujar Agus Sholeh
Menyangkut pemotongan anggaran pada tahun 2025 ini, Agus berharap agar ini tidak mengurangi perhatian dan tanggung jawab pemerintah dalam mencerdasakan kehidupan bangsa dan negara.
“Di tengah berkurangnya anggaran untuk pendidikan, Pemerintah perlu menata ulang kembali penggunaan anggaran pendidikan, sehingga anggaran untuk pendidikan bisa tepat sasaran dan tepat hasil, termasuk untuk Program Makan Bergizi. Karena secara esensial program ini sangat dibutuhkan oleh anak-anak, karena banyak anak yang tidak sempat sarapan di rumah”, tambah Agus.
Terkait dengan sekolah unggulan, Agus Sholeh berharap agar ada madrasah dan sekolah GUPPI yang bisa menjadi bagian dari program sekolah unggulan tersebut
“Kita berharap agar ada minimal satu madrasah atau sekolah GUPPI yang menjadi sekolah atau madrasah unggulan yang didukung oleh Pemerintah. Apalagi GUPPI punya pengalaman sejarah panjang dimana banyak madrasah GUPPI yang dinegerikan oleh pemerintah menjadi sekolah negeri”, tambah Agus Sholeh yang alumni Curtin University Perth Australia.
Menurut Agus, sesuai dengan kebijakan DPP GUPPI, maka GUPPI akan selalu mendukung setiap kebijakan Pemerintah dengan cerdas dan obyektif sehinga pendidikan Indonesia on the right track.
“Selama ini ada kesan pemerintah, Kemendikbud, hanya mengejar skor PISA, semua Menteri Pendidikan bicara PISA, namun sampai saat ini tidak pernah bisa. Pemerintah terkesan jalan sendiri dan hanya pada sekolah negeri, sementara sekolah swasta terlewatkan. Kami ini yang swasta kurang mendapat perhatian yang memadai. Padahal sama-sama berupaya mencerdaskan anak bangsa,” ujar Agus Sholeh.
Agus berharap juga mengingatkan agar Pemerintah tidak hanya euforia dengan prgoram sekolah unggulan untuk saat ini, namun juga harus memikirkan masa depan sekolah unggulan ini setelah era Pemerintahan Prabowo.
“Mengelola sekolah unggulan itu tidak mudah dan tidak murah. Karena itu program ini harus benar-benar memikirkan bagaimana nasib sekolah ini setelah era Prabowo. Di era Prabowo kita yakin akan mendapat banyak dukungan dan kemudahan, namun nantinya sekolah-sekolah ini harus tetap unggul dan bisa mandiri,” ungkap Agus Sholeh yang pernah menangani Program Madrasah Unggulan dan Terpadu Kementerian Agama tahun 2001 -2006 yang mengelola MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN Insan Cendekia Gorontalo.
Seperti kita tahu, bahwa MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN Insan Cendekia Gorontalo pada awalnya adalah SMU Insan Cendekia Serpong dan SMU Insan Cendekia Gorontalo yang dikelola oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) yang dikomandani oleh BJ Habibie. Sejak tahun 2000 kedua SMU itu kemudian dialihkelolakan ke Kementerian Agama dan kemudian berubah nama menjadi MAN Insan Cendekia Serpong dan MAN Insan Cendekia Gorontalo. Fokus kedua MAN tersebut tidak berubah dan tetap fokus pada sains dan teknologi.
Saat ini Kementerian Agama telah mengembangkan MAN Insan Cendekia menjadi 25 buah dan tersebar di 25 propinsi, dari Propinsi Aceh hingga Papua Barat Daya. Diantara 25 MAN Insan Cendekia tersebut, MAIN IC Serpong dalam beberapa tahun belakangan ini menempati rangking Pertama dalam pemilihan SMA/MA terbaik se Indonesia versi Lembaga Tes Masuk Perguruan Tinggi (LTMPT) Kemendikbudristek. (TIm Media GUPPI)
Artikel Terkait

DPP GUPPI Akan Lakukan Diskusi Refleksi Pendidikan di Indonesia
Selasa, 12 November 2024 20:52

Amich Al Humami : Selamat Milad Kemenag Ke-79. Semoga Terus Menyuarakan Aspirasi Umat.
Jum'at, 03 Januari 2025 15:05