MARHABAN YA RAMADHAN KAREEM

MARHABAN YA RAMADHAN KAREEM

01 Maret 2025 11:44

Pengumuman Menteri Agama di sidang Itsbat Jum’at, 28 Februari 2025 yang menetapkan 1 Ramadhan 1446 H jatuh pada hari Sabtu, 1 Maret 2025 disambut lega oleh umat Islam di Indonesia. Karena dengan Keputusan itu maka umat Islam di Indonesia bisa memulai Ramadhan di waktu yang sama dan melaksanakan shalat tarawih bersama di hari Jumat malam.

Kita juga patut memberi apresiasi yang tinggi kepada dua perukyah hilal di Aceh yang bekerja dibawah sumpah dan telah melihat hilal yang kemudian menjadi dasar bagi Kementerian Agama dalam menentukan awal Ramadhan 1446 H.  

Setiap Muslim memang menyambut Ramadan dengan penuh antusiasme, kegembiraan dan menjadikan Ramadan tahun ini yang terbaik. Kita memaknai kehadiran bulan Ramadhan ini dengan beribadah sebaik-baiknya, seolah-olah inilah Ramadan yang terakhir, tahun depan mungkin kita tidak bertemu lagi.

Kenapa kaum Muslim selalu menyambut bulan suci Ramadan dengan penuh suka cita ?. Padahal ibadah puasa itu berat untuk dilaksanakan, karena tidak boleh makan, minum, berhubungan suami istri di siang hari, ngegosip, dan berbagai larangan lainnya.

Rasulullah saw menyatakan agar umat Islam menyambut Ramadhan ini dengan gembira atau suka cita. “Siapa bergembira dengan masuknya bulan Ramadhan, Allah akan mengharamkan jasadnya masuk neraka.” Jika motif dan perasaan cinta sudah tumbuh saat melakukan puasa, maka pasti akan dapat menghadirkan kehusyuan dan kepuasan spiritual yang tinggi.

Selain persiapan lahiriah, penting juga kita untuk melakukan persiapan batiniah dalam menyambut datangnya bulan suci Ramadhan. Dan persiapan awal yang harus dilakukan adalah menanamkan kegembiraan di dalam hati, rasa dan pikiran. Sebab secara psikologis, perasaan dan pikiran gembira saat menyambut sesuatu akan menumbuhkan motif, dorongan dan perasaan kecintaan dalam melakukan sesuatu.

Rasulullah menggambarkan bulan Ramadhan adalah bulan yang Istimewa. Dalam sabdanya, Rasulullah s.a.w. mengatakan, “Seandainya umatku mengetahui keistimewaan Ramadhan, niscaya mereka mengharap agar semua bulan menjadi Ramadhan.” Karena itu Ramadhan selalu menjadi bulan yang meriah, apalagi di negara-negara yang banyak penduduknya Muslim.

Tahun ini, rasanya suasana Ramadhan kita akan lebih semarak karena hampir tidak ada penghalang yang serius.  Kita sudah meliwati masa-masa sulit, seperti Pandemi Covid 19, Pemilihan Presiden dan Pemilu 2024 dan Pilkada Serentak 2024. Moga-moga kita bisa menjalankan ibadah dengan tenang dan senang.

Ibadah puasa bagi umat muslim adalah wajib. Karena itu, dalam keadaan apa pun, itu bukan penghalang bagi kita melaksanakan perintah Allah swt tersebut untuk meraih  derajad yang tinggi, yaitu rahmah dan maghfirah.

Ramadan adalah bulan yang pernuh rahmah dan maghfirah. Di bulan ini Allah swt akan mengampuni dosa-dosa kita di masa lalu. Ampunan ini hanya bisa kita peroleh apabila kita memohon ampun dan bertobat, dengan tidak akan mengulangi atas segala kesalahan dan siap berbuat baik di masa depannya. Dalam Al Quran Allah swt sudah meneasan bahwa “kebajikan itu mengusir keburukan.” (Q.S. 11:114).

Rasulullah meminta agar setiap muslim melaksanakan puasa dengan penuh keimanan dan ihtisaban. Seperti dalam haditsnya, “Barangsiapa menjalankan puasa dengan penuh iman dan ihtisaban, maka akan diampuni semua dosanya di masa lalu.” 

Ada dua pesan penting yang dapat diambil hikmahnya terkait hadits di atas, yakni terkait imanan (keyakinan) dan ihtisaban (berharap pahala dari Allah). Kedua pesan penting ini perlu untuk selalu diselaraskan dan direfleksikan kembali pada tiap amal ibadah kita, apalagi di bulan Ramadhan ini.

Dalam diksi imanan, memberikan pesan penting bahwa fondasi ibadah puasa itu harus dilandasi dengan keimanan, keyakinan yang penuh. Keimanan membuat seseorang meyakini (i’tiqad) dan membenarkan (tashdiq) dengan sepenuh hati, bahwa ibadah puasa ini merupakan sesuatu yang diwajibkan oleh Allah. Imanan juga bermakna membenarkan tidak ada keraguan untuk menjalankan puasa.

Sementara itu diksi kedua adalah ihtisaban. Makna yang sering disampaikan dan diterjemahkan, bahwa ihtisaban adalah mencari pahala dari Allah. Karena itu Ihtisaban adalah sikap seorang muslim yang hanya  mengharapkan ridha  dari Allah, dan selalu menjaga agar pikiran dan tindakannya tidak bertentangan dengan perintah Allah swt. Jadi, dengan menjalankan puasa pada bulan Ramadhan, maka Allah swt sudah menjamin bahwa seluruh dosanya di masa lalu akan diampuni.

Jika kita mengamati hadits tersebut, maka tidaklah salah kesimpulan bahwa bulan Ramadhan adalah bulan bagi peleburan dosa-dosa kita. Kita menyadari, seiring dengan bertambahnya waktu dan usia, sedikit atau banyak, sengaja maupun tidak, kita pernah tergelincir dalam dosa. Untuk itu, bulan Ramadhan hadir sebagai kesempatan yang tepat, untuk memohon ampunan atas dosa yang telah lampau.

Untuk dunia sekolah, Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah, Kementerian Dalam Negeri, dan Kementerian Agama telah mengeluarkan Surat Edaran Bersama (SEB) terkait pembelajaran selama Bulan Ramadan Tahun 1446 Hijriah/2025 Masehi. Surat Edaran Bersama itu menekankan pentingnya momentum bulan puasa untuk meningkatkan iman dan takwa peserta didik. Ada sejumlah aktivitas yang bisa menjadi pilihan, seperti tadarus Alquran, pesantren kilat, dan kajian Islam. Melalui kegiatan ini, diharapkan siswa dapat memperoleh manfaat spiritual yang mendalam selama menjalankan ibadah puasa.

Sebagai organisasi masyarakat Islam yang menaungi lebih dari 500 lembaga pendidikan Islam di Indonesia, baik itu sekolah, madrasah, pondok pesantren, madrasah diniyah, TPQ maupun majlis ta'lim, GUPPI perlu menjadikan momentum Ramadhan ini untuk meneguhkan kembali peran dan kontribusinya dalam menghadirkan layanan pendidikan Islam yang bermutu dan bermartabat.

Di usia GUPPI yang ke 75 pada tanggal 3 Maret 2025 nanti, sudah sepantasnya GUPPI menjadi motor bagi gerakan usaha pembaruan pendidikan Islam agar lembaga pendidikan Islam bisa unggul dan kompetitif. GUPPI memiliki modal sosial yang cukup untuk terus mendorong layanan pendidikan yang adil, bermutu dan merata dengan melakukan penguatan pada sekolah, madrasah dan pondok pesantren yang selama ini menjadi binaan.

Pastilah tidak ringan ujian kita di bulan Ramadhan ini, namun dengan izin Allah swt, mudah-mudahan kita termasuk dalam kelompok orang-orang yang bertakwa. Sebagaimana firman Allah swt: “Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa.” (Q. 2:183)

Marilah di bulan yang penuh berkah ini kita menjalankan ibadah puasa selama sebulan penuh dengan ketulusan, keikhlasan dan hati yang suka cita, sehingga menumbuhkan kesalehan individual maupun sosial, yang pada akhirnya kita kembali dalam keadaan husnul khotimah. 

Insya Allah.

Penulis : Agus Sholeh

Pembina Yayasan Al Inayah Ciputat Tangerang Selatan

Pengurus Bidang PLP DPP GUPPI.

Artikel Terkait

Komentar (0)

Komentar tidak ditemukan